Bangun Budaya Kerja yang Positif
Budaya kerja yang positif adalah salah satu faktor kunci dalam mempertahankan karyawan. Ciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan saling mendukung.
Perhatikan komunikasi yang efektif, apresiasi, dan pengakuan terhadap kontribusi karyawan. Karyawan akan merasa dihargai dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan tempat kerja mereka.
Berapa Nilai Turnover Yang Ideal?
Banyak yang bertanya berapa nilai turnover karyawan yang ideal. Menurut ahli, turnover ideal memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung dari bidang perusahaan. Namun menurut Gallup, Perusahaan Konsultasi Manajemen Kinerja mengatakan bahwa nilai turnover yang ideal untuk perusahaan tidak lebih dari 10%.
Bagaimana jika perusahaan memiliki nilai turnover yang tinggi? Maka sebaiknya perusahaan perlu melakukan perbaikan dari dalam terlebih dahulu daripada melakukan recruitment  sehingga mengurangi tingkat turnover karyawan.
Dengan memperbaiki manajemen dan lingkungan kerja, maka perusahaan bisa lebih berkualitas dan tentunya karyawan menjadi lebih nyaman untuk bekerja.
Kemajuan Karir yang Terhambat
Pekerja umumnya menginginkan kemajuan dalam karir yang dapat ditandai dengan kenaikan pangkat maupun tanggung jawab yang semakin besar. Meski demikian, sebagian perusahaan tidak memiliki jenjang karir yang jelas sehingga karyawan terkadang melirik kesempatan di tempat lain yang memiliki jenjang karir yang jelas dan terukur.
Lakukan Rekrutmen Sesuai dengan Kebutuhan Karyawan
Untuk mengatasi masalah turnover, penting untuk memilih karyawan yang sesuai dengan kualifikasi dan cocok dengan budaya perusahaan. Observasi perilaku kandidat selama wawancara, berikan informasi tentang budaya dan alur kerja perusahaan, dan pastikan setiap klausul dalam kontrak kerja ditulis dengan jelas.
Kompensasi yang Kurang Kompetitif/Memadai
Karyawan bekerja untuk mendapatkan bayaran dalam bentuk gaji, tunjangan, atau benefit seperti THR. Maka, bila kompensasi yang diberikan terlampau kecil, karyawan akan tertarik untuk mencari pekerjaan dengan bayaran yang lebih besar.
Apa Kegunaan Menghitung Turnover Karyawan?
Kenapa perusahaan perlu menghitung tingkat turnover karyawan? Ini berhubungan dengan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Dimana dengan mengetahui tingkat turnover, perusahaan bisa mengerti penyebab kenapa karyawan banyak yang mengundurkan diri sehingga perusahaan bisa melakukan upaya pencegahan.
Hal ini juga berhubungan dengan untuk mengurangi kerugian karyawan yang disebabkan karena tingkat turnover yang tinggi ini.
Baca Artikel : Bolehkah Karyawan Pinjam Uang ke Perusahaan?
Merekrut Karyawan yang Sesuai
Langkah pertama dalam meningkatkan retensi staf adalah melakukan proses rekrutmen yang baik. Karyawan yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan akan lebih nyaman dalam bekerja. Selain itu, dengan merekrut karyawan dengan aspirasi yang cocok dengan perusahaan, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan yang terpilih akan lebih ingin untuk bekerja jangka panjang pada perusahaan tersebut.
Membuat Perencanaan dan Jenjang Karir yang Terukur
Secara umum, pekerja selalu ingin memiliki tanggung jawab yang semakin bertambah dan jabatan yang semakin tinggi. Dengan menciptakan struktur karir yang jelas, karyawan akan dapat mengetahui hal yang harus dilakukan untuk mencapai jabatan selanjutnya. Hal ini akan membantu menyamakan ekspektasi karyawan terkait kenaikan pangkat dengan sistem perusahaan.
Proses Terjadinya Turnover Karyawan
Proses terjadinya turnover dianalisis melalui pendekatan psikologis dan struktural. Psikologis adalah respon psikis dari karyawan. Sedangkan struktural adalah berbicara secara keseluruhan dari struktur perusahaan. Pada analisis proses terjadinya turnover, kami akan membahas dari sudut pandang karyawan.
Pertama, karyawan akan mengevaluasi beberapa hal selama mereka bekerja. Biasanya karyawan baru merasakan budaya dan tekanan kerja pada bulan ke-6. Biasanya mereka mengevaluasi kerjasama tim, sistem kerja perusahaan apakah sudah pro-karyawan atau belum, rutinitas kerja, dan juga hubungan dengan atasan.
Pada proses ini, karyawan mulai memiliki opsi untuk tinggal atau tetap bekerja. Pada fase ini karyawan cenderung memiliki performa kerja yang menurun. Pada fase ini juga karyawan tersebut mulai mencari peluang pekerjaan baru yang lebih baik.
Pada tahap ini, karyawan mulai mengajukan resign kerja kepada tim kemudian kepada tim HR. Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini adalah melakukan exit interview dan juga komunikasi internal divisi.
Exit interview dilakukan untuk menjawab permasalahan karyawan dan sebagai bentuk keyakinan perusahaan bahwa karyawan tersebut masih dibutuhkan. Kedua, exit interview dilakukan sebagai sarana evaluasi perusahaan dalam menyusun sistem kerja yang kolaboratif dan lebih humanis.
Komunikasi internal divisi pun juga demikian. Hal ini dilakukan untuk mendengarkan masukan dan keresahan karyawan selama bekerja bersama dalam tim.
Baca juga: Bagaimana Cegah Turnover Karyawan Tinggi saat COVID-19?
Dampak Turnover karyawan bagi Perusahaan
Turnover karyawan yang tinggi, yaitu tingkat pergantian karyawan yang sering atau cepat, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada sebuah perusahaan. Beberapa dampak ini termasuk: